Keseruan Perayaan Nyepi di Sekolah Regina Caeli
News“Manaseva Madaseva Mewujudkan Indonesia Emas 2045″
Cileungsi, 15 April 2025 – Suasana khidmat dan penuh makna terasa di Sekolah Regina Caeli hari ini (15/04/2025), saat seluruh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan bersama-sama memperingati Hari Raya Nyepi. Lebih dari sekadar pengenalan tradisi, perayaan ini menjadi refleksi mendalam yang menginspirasi seluruh komunitas sekolah, untuk bertumbuh menjadi insan pendidikan yang lebih bermartabat, dalam bingkai kebersamaan yang kaya akan keberagaman.
Mengusung tema “Manaseva Madaseva Mewujudkan Indonesia Emas 2045,” perayaan Nyepi di Sekolah Regina Caeli tahun ini tidak hanya menjadi jendela untuk memahami kearifan lokal Hindu, namun juga peneguhan komitmen sekolah dalam menanamkan nilai toleransi, saling menghargai, dan yang terpenting, memperkuat martabat setiap individu dalam ekosistem pendidikan. Kehadiran Pemangku Putu Saputra memberikan pencerahan mendalam mengenai esensi Hari Raya Nyepi, yang dipandu dengan apik oleh Defi dan Richard, dua peserta didik SMA yang berperan sebagai MC acara.
Acara yang dihadiri oleh semua peserta didik dari PGTK, SD, SMP, hingga SMA, perwakilan anggota komite Sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan ini menghadirkan beragam kejutan tampilan kreatif siswa yang turut memeriahkan dan memaknai perayaan ini. Kegiatan ini menjadi ruang belajar yang berharga, tidak hanya tentang tradisi, tetapi juga tentang bagaimana nilai-nilai spiritual Nyepi dapat diinternalisasi untuk meningkatkan kualitas diri sebagai pelajar, pendidik, maupun tenaga kependidikan.
Dalam penyampaiannya, Pemangku Putu Saputra mengupas tuntas makna mendalam dari Catur Brata Penyepian, empat hal utama saat Nyepi. Beliau menguraikan bahwa Amati Geni, meredam api ego, sekaligus sebagai pengingat bagi kita semua untuk mengelola emosi, menghindari konflik yang tidak perlu, dan mengedepankan kesantunan dalam berinteraksi. Amati Karya, menghentikan aktivitas duniawi, mengajak kita untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari, memberikan ruang untuk refleksi diri dan mengevaluasi efektivitas diri dalam menjalankan peran masing-masing. Amati Lelungan, fokus pada introspeksi tanpa bepergian, mengingatkan akan pentingnya untuk tidak terdistraksi oleh hal-hal di luar tanggung jawab utama kita sebagai manusia. Terakhir, Amati Lelanguan, menahan diri dari hiburan dan melaksanakan puasa, menjadi latihan untuk mengendalikan diri, meningkatkan fokus, dan menumbuhkan empati terhadap sesama.
“Inti dari perayaan Nyepi adalah mengajak kita semua, tanpa memandang agama, untuk kembali kepada diri sendiri. Sebelum kita mampu memberikan yang terbaik dalam proses pendidikan, baik sebagai siswa yang tekun maupun pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional dan berdedikasi, kita perlu memahami dan menata diri kita terlebih dahulu. Dengan mengenali potensi dan kelemahan diri, kita dapat terus berupaya menjadi pribadi yang lebih baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan martabat kita sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. Peran apapun yang kita jalani saat ini, selalu berhati-hatilah dalam berpikir, bertutur kata, dan bertindak,” tutur Pemangku Putu Saputra dengan penuh hikmat.
Puncak acara perayaan Nyepi di Sekolah Regina Caeli adalah Pawai Ogoh-Ogoh yang berlangsung di area sekitar sekolah. Dengan penuh semangat, para peserta didik mengarak ogoh-ogoh, yang merupakan simbol keburukan diri. Ogoh-ogoh menjadi representasi visual dari hal-hal negatif yang perlu dihilangkan agar tercipta lingkungan belajar dan bekerja yang positif dan kondusif. Dilanjutkan dengan pembakaran kertas berisi hal buruk yang ingin dihancurkan, menjadi simbol komitmen untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan terus berbenah diri.
Kegiatan perayaan Nyepi di Sekolah Regina Caeli ini bukan hanya sekadar mengenalkan tradisi, melainkan juga menanamkan kesadaran bahwa pembentukan karakter dan peningkatan martabat diri adalah proses yang berkelanjutan. Melalui penghayatan nilai-nilai Nyepi, diharapkan seluruh peserta didik mampu mengembangkan kesadaran diri, kedisiplinan, dan empati yang lebih tinggi. Bagi para pendidik dan tenaga kependidikan, momen ini menjadi pengingat akan pentingnya refleksi diri, pengelolaan emosi, dan dedikasi yang tulus dalam menjalankan tugas mulia mereka.
Semangat Manaseva Madaseva, melayani dengan pikiran dan perbuatan yang baik, menjadi landasan perayaan Nyepi kali ini. Hal ini diharapkan dapat terus menginspirasi seluruh civitas akademika Sekolah Regina Caeli untuk terus berupaya menjadi insan pendidikan yang lebih bermartabat, berintegritas, dan berkontribusi positif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang berlandaskan nilai-nilai luhur dan persatuan dalam keberagaman.
Kontributor: Ms. Tere (Wakakur SMA Regina Caeli)